Padatahun 20-an, lahir novel Sitti Nurbaya yang sangat laris pada masa itu sehingga melampaui kelarisan novel-novel yang lahir sebelumnya seperti Azab dan Sengsara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat diambil suatu permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:1. Identitas Novel Judul Azab dan Sengsara Pengarang Merari Siregar Penerbit PT Balai Pustaka persero Cetakan 30 Tahun 2010 Cetakan Pertama 1936 Karena pergaulan mereka sejak kecil dan hubungan saudara sepupu, antara Mariamin dan Aminuddin terjadilah jalinan cinta. Ibu Mariamin, Nuria menyetujui hubungan itu karena Aminuddin adalah seorang anak yang baik budinya lagipula ia ingin putrinya dapat hidup berbahagia tidak selalu menderita oleh kemiskinan mereka. Orang tuanya Amiuddin adalah seorang kepala kampung,bangsawan kaya dan disegani oleh bawahannya karena sifatnya yang mulia dan kerajinan kerjanya. Ayahnya bernama Baginda Diatas dan sifatnya menurun pada anaknya. Sedangkan keluarga Mariamin adalah keluarga miskin disebabkan oleh tingkah laku ayahnya almarhum yang suka berjudi, pemarah, mau menang sendiri,dan suka berbicara kasar. Akibatnya keluarganya jauh miskin hingga akhir hayatnya, Tohir Sultan Baringin mengalami nasib sengsara. Hubungan mereka ternyata tidak mendapat restu dari Baginda Diatas karena keluarga Mariamim adalah keluarga miskin bukan dari golongan bangsawan. Suatu ketika Aminuddin memutuskan untuk pergi meninggalkan Sipirok pergi ke Deli Medan untuk bekerja dan berjanji pada kekasihnya untuk menikah jika saatnya dia telah mampu menghidupinya. Sepeninggal Aminuddin, Mariamin sering berkirim surat dengan Aminuddin. Dan ia selalu menolak lamaran yang datang untuk meminangnya karena kesetiaannya pada Aminuddin. Setelah mendapat pekerjaan di Medan Aminuddin mengirim surat untuk meminta Mariamin untuk menyusulnya dan menjadi istrinya. Kabar itu disetujui oleh ibunya Aminuddin ,akan tetapi Baginda Diatas supaya tidak menyakiti hati istinya diam-diam pergi ke dukunmenanyakan siapakah jodoh sebenarnya Aminuddin. Maka dikatakannya bahwa Mariamin bukanlah jodoh Aminuddin melainkan seorang putri kepala kampung yang kaya dan cantik maaf dan menyesali segala perbuatanya setelah melihat sifat-sifat Mariamin yang baik. Beberapa bulan kemudian Mariamin dinikahkan oleh seorang kerani yang belum dikenalnya,bernama Kasibun. Yang ternyata Tanpa sepengetahuan Aminuddin, Baginda Diatas membawa calon menantunya hendak dijodohkan dengan Aminuddin di Medan. Ternyata Aminuddin kecewa mendapat bukan pilihannya, akan tetapi ia tidak dapat menolak keinginan ayahnya serta adat istiadat yang kuat. Kemudian diberitahukan Mariamin bahwa pernikahannya tidak berdasarkan cinta dan ia minta maaf serta bersabar menerima cobaan ini. Mariamin jatuh sakit karena cintanya yang terhalang. Suatu hari Baginda Diatas datang hendak minta diketahui ia baru menceraikan istrinya di Medan untuk mengawini Mariamin. Suatu ketika Aminuddin mengunjungi Mariamin di rumahnya, namun menimbulkan kecurigaan dan rasa cemburu dalam diri Kasibun. Kemudian Kasibun menyiksa Mariamin dan merasa tidak tahan hidup bersama suaminya,ia kemudian melapor pada polisi dan suaminya kalah perkara dengan membayar denda. Kasibun harus mengaku bersalah dan merelakan bercerai darinya. Mariamin merasa bersedih dan ia pulang ke Sipirok rumah ibunya. Badannya kurus dan sakit-sakitan, hingga akhirnya meninggal dunia dengan amat sengsara. 3. Alur ö alur awal Âș Sutan Baringin jatuh miskin Akan tetapi karena ia sangat suka berpekara, maka harta yang banyak itu habis,sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhirnya.......jatuh miskin, sedang yang dicarinya dalam perkara itu tiada seberapa, bila dibandingkan dengan kerugiannya.halaman 25 Âș Mariamin dan Aminudin menjalin hubungan âMasih disisni kau rupanya, Riam,âtanya seorang muda yang menghampiri batu tempat duduk gadis itu. Yang ditanya terkejjut seraya memandang kepada yang datan itu. halaman 3-4 ö alur tengah Âș Aminudin dijodohkan dengan orang batak Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah datang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku. halaman 153 Âș Mariamin menikah dengan Kasibun Kesudahannya ia kawin dngan orang muda dari Padangsidempuan, orang muda yang tiada dikenalnya, orang muda yang tiada dicintainya, jodoh yang tak disukainya. halaman 162 ö alur akhir Âș Mariamin meninggal Hidup Mariamin, pokok cerita ini, telah habis, dan kesengsaraannya di duni ini telah berkesudahan! Lihatlah kuburan yang baru itu! Tanahnya masih merah....itulah tempat Mariamin, anak dara yang saleh itu, untuk beristirahat selama-lamanya. halaman 185 4. Pelaku Ÿ Penokohan protagonis Âș perhatian âTidak, Mak;ia ada di dapur, nanti kusuruh dia kemari, supaya ada kawan Mak di sini.â Setelah Mariamin menuangkan obat maknya ke dalam cangkir dan cangkir itu diletakkannya dekat si sakit, ia pun pergilah ke dapur akan bertanak.â halaman 7 2. Aminudin protagonis Âș ramah âTak usah, riam,â jawab orang muda itu,âSaya datang ini hanya hendak bersua dengan kau sebenatr ini saya hendak pergi ke rumah seorang sahabatku yang baru datang dari Deli.â halaman 4 3. Ibu Mariaminprotagonis Âș sabar âYa, anakku! Sudah jauhlan berkurang rasanya penyakitku, kekkuatanku pun sudah bertambah,â jawab si ibu dengan suara yang menghiburkan hati anaknya. halaman 7 4. Sutan Baringin antagonis Âș suka menghamburkan uang Akan tetapi karena ia sangat suka berpekara, maka harta yang banyak itu habis,sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhirnya.......jatuh miskin,halaman 24 diatas protagonis Âș perhatian âSudahkah tertidur aminuddin?â tanya suaminya setelah sejurus panjang lamanya ia termenung. halaman 22 6. Ibu Aminuddin protagonis Âș ramah âAdinda rasa sudah,â sahut istrinya.â Tadi ssudah makan, ia terus pergi ke kamarnya, karena ia sudah payah benar bekerja sehari. halaman 23 7. Marah Saitantagonis Âș penghasut âitu mudah,â jawab Marah Sait serta tersenyum-senyum.âBukankah sudah lebih dua puluh tahun ia di rantau? Kalau nanti ditang,katakan saja ia bukan bersaudara dengan enkgakau.halaman 98 8. Kasibun protagonis Âș jahat Ya, kalau dikatakan laki-laki itu buas dan ganas tabiatnya, kasar disengar telinga, tetapi tiada salahnya lagi. halaman 98 a. Penamaan Âș Mariamin menunjukan nama orang Sipirok, Sumatra Utara Mariamin, begitulah nama gadis itu dan ia dipanggilkan orang Riam, mengamat-amati muka orang muda itu. halaman 4 Âș Aminuddin menunjukan nama orang Sipirok, Sumatra Utara âApalah salahnya, Aminuâddin, naik sebenatar, karena Mak kita pun sudah lama hendak bersua dengan Kakak.â .halaman 4 b. pemerian Âș muda remaja Perempuan itu sedang muda remaja. Ia duduk memandang ke pohon beringin yang tepi sungai itu. Akan tetapi, pandangnya itu lain, yakni matanya saja yang menatap ke sana, tetapi daun beringin yang bergoyang-goyang itu tak tampak pada matanya, karena ada sesuatu yang dipikirkannya. .halaman 2 Âș perempuan muda âMengapa Angkangbertanya lagi?â jawab Mariamin, perempuan muda itu dengan suara yang lembut, karena itulah kebiasaannya; jarang atau belumlah pernah ia berkata marah-marah atau merengut, selamanya dengan ramah tamah, lebih-lebih di hadapan anak muda, sahabatnya yang karib itu. halaman 4 c. pernyataan tokoh lain Âș pikiran Mariamin tentang Kasibun Patutlah ia pucat dan kurus,â kata Mariamin pula dalam hatinya,â Seharusnyalah saya menjaga diriku supaya jangan menjangkit penyakitnya itu kepadaku. halaman 169 Âș pikiran ibunda Mariamin .....,â Demikianlah harapan ibu, akan tetapi anaku ini sudah tentu melarat di belakang hari, meskipun mereka itu tiada Allah, ya, Tuhanku, janganlahlah balas dosa orang tuanya kepada umat-Mu yang tiada bersalah ini halaman 112 d. Percakapan dialog dan monolog Ÿ dialog Âș percakapan Mariamin dengan Aminuddin âMarilah kita naik, Angkang!â âTak usah, riam,â jawab orang muda itu,âSaya datang ini hanya hendak bersua dengan kau sebenatr ini saya hendak pergi ke rumah seorang sahabatku yang baru datang dari Deli.â halaman 4 Âș percakapan Aminuddin dengan Mariamin âBukankah engkau bersungut-sungut tadi?â tanya Aminuddin,â waktu itu kau berkata amatlah sakitnya jadi perempuan.â âpabila?â âWaktu kita menyiangi sawah tadi.â âYa, apa sebabnya Angkakng menanyakan itu?â âO, bukan; saya hanya hendak memberi nasihat saja,yakni, haruslah kita sabar menerima pemberian Allah,â halaman 38 Ÿ monolog Âș pikiran ibunda Mariamin Ia memandang muka Mariamin dengan mata yang menunjukan, betapa besar cintanya dan kasih sayangnya kepada anaknya itu.â Ya Allah,ya Tuhanku, kasihanilah hamba-Mu yang miskin ini,â mengucap ia di dalam hatinya, setelah anaknya pergi ke dapur. halaman 7-8 Âș pikiran ibunda Mariamin â Pada waktu dahulu sudah tentu saya mendapat pemeliharaan yang senang, kalau saya sakit,â kata perempuan itu dalam hatinya. halaman 8 e. Tingkah laku tokoh Âș Mariamin diawalal cerita digambarkan sebagai anak yang baik dan penurut namun dikahir cerita Mariamin dikisahkan meninggal memprihatinkan. Setelah Mariamin menuangkan obat maknya ke dalam cangkir dan cangkir itu diletakkannya dekat si sakit, ia pun pergilah ke dapur akan bertanak.halaman 7 Lihatlah kuburan yang baru itu! Tanahnya masih merah....itulah tempat Mariamin, anak dara yang saleh itu, untuk beristirahat selama-lamanya. halaman 185 Âș Aminuddin di awal cerita digambarkan sebagai seorang yang baik ramh suka menolong namun di akhir cerita dia memilih menikah dengan wanita pilihan orang tuanya. âTak usah, riam,â jawab orang muda itu,âSaya datang ini hanya hendak bersua dengan kau sebenatr ini saya hendak pergi ke rumah seorang sahabatku yang baru datang dari Deli.â halaman 4 Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah satang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku. halaman 153 5. Latar a. rumah Âș rumah Sutan Baringin Jalan dan lorong makin sedang sembahyanh Magrib dalam mesjid besar dan perempuan tengah bertanak hendak menyediakan makanan untuknya tetapi siapah yang duduk disana, di sebelah rusuk rumah yang beratap ijuk dekat sungai yang mengalir di tengah-tengah kota Sipirok itu? halaman 2 Âș rumah orang tua Mariamin Dalam rumah kecil yang tersebut sudah sunyi, karena semua sudah diam, masing-masing tidur dengan nyenyaknya. Hanyalah lampau kecil yang terpasang di tepi dinding itu yang masih menyala dan cahayanya yang suram itu mencoba-coba melawan dan mengusir kekuatan dewi malam yang memerintahkan alam ini. halaman 16 b. alam sekitar Âș pemandangan kota Sipirok sore Dari yang panas itu berangsur-angsur menjadi dingin, karena matahari, raja siang itu, akan masuk ke dalam peraduannya, ke balik Gunung Sibualbuali, yang menjadi watas dataran tinggi Sipirok yang bagus itu. halaman 1 Âș Pemandangan kota Sipirok semakin sore Maka angin pun bertambahlah sedikit kerasnya, sehingga daun dan perlahan-lahan sebagai menunjukan kegirangannya, karena cahaya yang panas itu sudah bertukar dengan hawa yang sejuk dan nyaman rasanya.halaman 1 6. Tema Ÿ sosial Âș perjodohan antara Aminudin dan orang Batak Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah datang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku. halaman 153 Âș Mariamin menikah dengan Kasibun yang bengis Kesudahannya ia kawin dngan orang muda dari Padangsidempuan, orang muda yang tiada dikenalnya, orang muda yang tiada dicintainya, jodoh yang tak disukainya. halaman 162 Âș Sutan Baringin yang serakah dan suka berfoya-foya sehingga akhirnya jatuh miskin Akan tetapi karena ia sangat suka berpekara, maka harta yang banyak itu habis,sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhirnya.......jatuh miskin, sedang yang dicarinya dalam perkara itu tiada seberapa, bila dibandingkan dengan kerugiannya.halaman 25 7. Nilai Ÿ nilai agama Marilah kita menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Esa,â ujar orang muda itu, seraya menjabat tangan anak dara kecintaannya itu. halaman 7 Ÿ nilai sosial Âș perjodohan Aminuddin dengan orang batak halaman 155 Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah datang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku. halaman 153 Âș Mariamin dijodohkan karena sudah dewasa Kesudahannya ia kawin dngan orang muda dari Padangsidempuan, orang muda yang tiada dikenalnya, orang muda yang tiada dicintainya, jodoh yang tak disukainya. halaman 162 Ÿ nilai budaya Âș Adat Minangkabau melarang pernikahan yang satu marga Maka barang siapa yang hendak kawin, tiadalah boleh mengambil orang yang semarga dengan dia. Umpanya laki-laki marga Siregar tiada boleh mengambil perempuan maraga siregar, meskiun mereka itu sudah jauh antaranya;artinya nenek-nenek moyang mereka itu, yang hidup beratus-satus tahun dahulu, yang bersaudara. halaman 139 8. Sikap pengarang Âș Merari Siregar ingin menggambarkan adat Minangkabau yang keras Âș pengarang juga ingin menggambarkan keserakahan Sutan Baringin sehingga mengakibatkan Azab dan kemelaratan bagi keluargananya Âș Pengarang juga ingin menggambarkan kerasnya adat Minangkabau membuat Mariamin semakin sengsara karena adat Minangkabau yang melarang menikah dengan semarga akhirnya Mariamin menikah dengan Kasibun yang bengis. 9. Tipe novel Âș sosial, karena banyak menceritakan kawin paksa, keserakahan, kemelaratan, kesengsaraan dan lika=liku hidup berumah tangga, DAFTAR PUSTAKA Siregar, Merari, Azab dan Pt Balai Pustaka Indonesia, 2010 NOVELAZAB Dan SENGSARA. Sinopsis Novel Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia. Stand Up Comedy Indonesia. Contoh Sinopsis Cerpen Remaja Beserta Unsur Intrinsik Dan. Sinopsis Kumpulan Sinopsis Novel » LokerSeni. Analisis Unsur Intrinsik Novel Rembulan Tenggelam Di. INDONESIAKU Unsur Intrinsik Sinopsis Novel Laskar Pelang. Sinopsis Novel
Novel Azab dan Sengsara merupakan karya dari Merari Siregar yang diterbitkan pada tahun 1972. Buku dengan mengisahkan kisah percintaan dari Mariamin dan Aminuddin. Penasaran dengan isi bukunya? Kamu bisa baca resensi novel azab dan sengsara di artikel ini. Di sini akan di bahas secara lengkap mengenai unsur-unsur buku ini. Mulai dari identitas, sinopsis, unsur intrinsik, ekstrinsik, kelebihan, kekurangan hingga pesan moral yang terkandung dalam novel. Simak yuk! Identitas Novel Judul NovelAzab dan SengsaraPenulisMerari SiregarJumlah halaman163 halamanUkuran buku14,8Ă21 cmPenerbitPT. Bentang PustakaKategoriFiksi RomanceTahun Terbit1972Harga novelRp. Novel azab dan sengsara ini merupakan sebuah karya dari Merari Siregar yang diterbitkan pada tahun 1972. Dan telah mengalami lebih dari 20 kali cetakan oleh PT. Balai Pustaka. Buku dengan ketebalan 163 halaman. Sinopsis Novel Azab dan Sengsara Di kota Sipirok tinggal seorang gadis bernama Mariamin dia tinggal di sebuah pondok bambu beratap injuk di tengah kota Sipirok. Aminuddin kekasih Mariamin datang menemuinya. Ia ingin berpamitan untuk mencari uang yang banyak agar Aminuddin bisa meikahi Mariamin. Mariamin sangat sedih mendengar hal ini. Setelah Aminuddin meyakinkan akhirnya ia mengikhlaskan kepergian kekasihnya itu. Aminuddin berjanji akan mengeluarkan Mariamin dari kesengsaraannya. Meski Aminunddin adalah anak orang kaya yang merupakan seorang anak kepala kampung yang terkenal di Sipirok. Harta benda miliki orang tua Aminuddin sangatlah banyak. Tapi, Aminuddin yang cerdas, rajin dan bertabiat baik ia ingin bekerja sendiri demi mendapatkan uang. Dulu ayah Mariamin juga merupakan seorang yang kaya raya tapi akibat tabiatnya yang suka menghambur-hamburkan uang, judi, malas, tamak dan kasar akhirnya ia menjadi orang yang miskin. Suatu ketika Mariamin terpeleset di jembatan bambu dan Aminuddin terjun ke sungai untuk menyelamatkan Mariamin dan akhirnya jiwanya terselamatkan. Karena kejadian itu Mariamin merasa memiliki hutang budi terhadap Aminuddin. Saat Aminuddin sudah mengumpulkan uang ia ingin orangtuanya menjemput Mariamin karena ingin menikahinya. Tapi yang orang tua Aminuddin bawa adalah gadis lain dan itu membuatnya kecewa tapi tidak bisa menolak permintaan orang tuanya. Begitu pun Mariamin merasa kecewa akan tetapi ia juga tak bisa berbuat banyak. Hingga akhirnya ia sakit. Dan orang tua Aminuddin akhirnya meminta maaf secara langsung dan Mariamin memaafkannya. Hingga suatu ketika ia dilamar oleh seorang lelaki bernama Kasibun. Dan mereka akhirnya menikah. Tapi Mariamin tidak bisa melayani Kasibun karena Kasibun memiliki penyakit menular. Dan akhirnya Kasibun membawa Mariamin ke Medan. Disana ia bisa bertemu kembali dengan mantan kekasihnya yaitu Aminuddin. Dan Mariamin dan Aminuddin pernah bertemu dan membuat Kasibun cemburu hingga sering menyiksa Mariamin. Lalu bagaimana kelanjutan kisah mereka? Akankah Mariamin bisa mendapatkan kebahagiaan? Atau malah terkubur dengan kesengsaraanya? Yuk, baca novel azab dan sengsara. Unsur Intrinsik Novel Dalam resensi novel azab dan sengsara terdapat unsur intrinsik di dalamnya yaitu 1. Tema Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu kisah percintaan yang terhalang restu orang tua dan adat di Tapanuli. 2. Tokoh dan Penokohan Berikut ini merupakan beberapa tokoh dalam novel azab dan sengsara, diantaranya adalah Aminuddin, ia sosok yang baik hati, pengibah, senang membantu, rajin dan pandai Mariamin. Baik hati, pemaaf, rajin, setia, berbakti dan lemah lembut Nuria, sabar, bijaksana, sayang keluarga dan lemah lembut Sutan Baringin, pemarah, suka berjudi, suka beperkara, tidak peduli Baginda Diatas, sombong, mau menang sendiri, gengsi Kasibun, pemarah, pencemburu dan suka memaksakan kehendak Dan masih banyak yang lainnya 3. Alur Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur campuran. 4. Latar Waktu Latar waktu yang digunakan yaitu pagi hari, siang hari dan juga malam hari. 5. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu di kota Siporak dan di Medan. 6. Sudut Pandang Menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang menggunakan bahasa Medan asli. 8. Amanat Bagaimana pun cobaan dan derita yang kita hadapi jangan lupa kepada Allah SWT. Dan janganlah mencintai karena harta tahta dan juga kedudukan. Dan berpikirlah sebelum bertindak agar kamu tidak menyesal pada akhirnya. Unsur Ekstrinsik Novel Berikut merupakan unsur ekstrinsik dalam novel azab dan sengsara, diantaranya 1. Nilai Sosial Untuk menyelesaikan masalah Nuria mengumpulkan kaum keluarganya serta para tetua kampung untuk mensehati suaminya. 2. Nilai Moral Aminuddin merupakan anak yang berbakti kepada orang tuanya dan menuruti semua kemauan orang tuanya. 3. Nilai Kebudayaan Orang Tapanuli yang masih mempertanyakan masalah jodoh ke dukun untuk menanyakan untung rugi perkawinan. Kelebihan Novel Cerita ini banyank memberikan pesan moral untuk kehidupan Menggunakan ungkapan nilai kesastraan Mengajarkan arti sebuah kesabaran dalam menghadapi sebuah cobaan Kekurangan Novel Menggunakan kata-kata yang sulit dipahami Karena terdapat kata-kata yang menggunakan bahasa asli Medan sehingga bagi yang kurang paham akan sulit memahaminya Banyak kata-kata yang tidak baku Pesan Moral Novel Azab dan Sengsara Terakhir dari resensi novel azab dan sengsara yaitu pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut yaitu Bagaimana pun cobaan dan derita yang kita hadapi jangan lupa kepada Allah SWT. Dan janganlah mencintai karena harta tahta dan juga kedudukan. Dan berpikirlah sebelum bertindak agar kamu tidak menyesal pada akhirnya.
SINOPSISNOVEL AZAB DAN SENGSARA KARYA MERARI SIREGAR sinopsis novel ĂąâŹâ laskar pelangi andrea hirata april 30th, 2018 - judul novel laskar pelangi pengarang andrea hirata tahun 2005 sinopsis novel cerita dari sebuah daerah di belitung yakni di sd muhammadiyah' 'Contoh Analisis Unsur Unsur Novel TerjemahanKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. IDENTITAS BUKU Judul Azab dan SengsaraPenulis Merari Siregar Penerbit Balai Pustaka Tahun terbit 1993Cetakan KesebelasISBN 979-407-168-4Jumlah Halaman 163 halaman Azab Dan Sengsara merupakan karya Merari Siregar yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1920. Novel ini merupakan karya kedua yang sudah diterbitkan oleh Merari Siregar. Cerita yang ditulis bertemakan tentang adat istiadat lama yang melekat pada orang Minang seperti perjodohan kepada anak-anak keturunan Minang dan halangan yang dihadapi dalam sebuah percintaan. Sang penulis membuat novel ini karena ia ingin menunjukan adat dan kebiasaan yang kurang baik yang dialami oleh orang berlatar di Kota Sipirok, Tapanuli Selatan. Disana hidup seorang bangsawan yang memiliki keluarga. Keluarga itu memiliki 2 orang anak, yang satu merupakan laki-laki dan satunya lagi merupakan perempuan. 1 2 3 Lihat Fiksiana Selengkapnya AnalisisNovel Azab dan Sengsara Sinopsis dan Unsur â Unsur Intrinsik Novel â Di Bawah Lindungan Kaâbahâ karya : HAMKA Diajukan Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Apresiasi Sastra Indonesia. - ppt download Sengsara Membawa Nikmat by Tulis Sutan Sati 25+ Contoh sinopsis novel brainly ideas in 2021 | Cerita ï»żCOVER BOOK A. SINOPSIS NOVEL âAZAB DAN SENGSARAâ KARYA MIRARI SIREGAR I. Identitas buku 1. Judul buku Azab dan Sengsara 2. Pengarang Merari Siregar 3. Tahun Terbit 1920 4. Penerbit Balai Pustaka II. Sinopsis Karena pergaulan mereka sejak kecil dan hubungan saudara sepupu, antara Mariamin dan Aminuddin terjadilah jalinan cinta. Ibu Mariamin, Nuria menyetujui hubungan itu karena Aminuddin adalah seorang anak yang baik budinya lagipula ia ingin putrinya dapat hidup berbahagia tidak selalu menderita oleh kemiskinan mereka. Orang tuanya Amiuddin adalah seorang kepala kampung,bangsawan kaya dan disegani oleh bawahannya karena sifatnya yang mulia dan kerajinan kerjanya. Ayahnya bernama Baginda Diatas dan sifatnya menurun pada anaknya. Sedangkan keluarga Mariamin adalah keluarga miskin disebabkan oleh tingkah laku ayahnya almarhum yang suka berjudi, pemarah, mau menang sendiri,dan suka berbicara kasar. Akibatnya keluarganya jauh miskin hingga akhir hayatnya, Tohir Sultan Baringin mengalami nasib sengsara. Hubungan mereka ternyata tidak mendapat restu dari Baginda Diatas karena keluarga Mariamim adalah keluarga miskin bukan dari golongan bangsawan. Suatu ketika Aminuddin memutuskan untuk pergi meninggalkan Sipirok pergi ke Deli Medan untuk bekerja dan berjanji pada kekasihnya untuk menikah jika saatnya dia telah mampu menghidupinya. Sepeninggal Aminuddin, Mariamin sering berkirim surat dengan Aminuddin. Dan ia selalu menolak lamaran yang datang untuk meminangnya karena kesetiaannya pada Aminuddin. Setelah mendapat pekerjaan di Medan Aminuddin mengirim surat untuk meminta Mariamin untuk menyusulnya dan menjadi istrinya. Kabar itu disetujui oleh ibunya Aminuddin ,akan tetapi Baginda Diatas supaya tidak menyakiti hati istinya diam-diam pergi ke dukunmenanyakan siapakah jodoh sebenarnya Aminuddin. Maka dikatakannya bahwa Mariamin bukanlah jodoh Aminuddin melainkan seorang putri kepala kampung yang kaya dan cantik maaf dan menyesali segala perbuatanya setelah melihat sifat-sifat Mariamin yang baik. Beberapa bulan kemudian Mariamin dinikahkan oleh seorang kerani yang belum dikenalnya,bernama Kasibun. Yang ternyata Tanpa sepengetahuan Aminuddin, Baginda Diatas membawa calon menantunya hendak dijodohkan dengan Aminuddin di Medan. Ternyata Aminuddin kecewa mendapat bukan pilihannya, akan tetapi ia tidak dapat menolak keinginan ayahnya serta adat istiadat yang kuat. Kemudian diberitahukan Mariamin bahwa pernikahannya tidak berdasarkan cinta dan ia minta maaf serta bersabar menerima cobaan ini. Mariamin jatuh sakit karena cintanya yang terhalang. Suatu hari Baginda Diatas datang hendak minta diketahui ia baru menceraikan istrinya di Medan untuk mengawini Mariamin. Suatu ketika Aminuddin mengunjungi Mariamin di rumahnya, namun menimbulkan kecurigaan dan rasa cemburu dalam diri Kasibun. Kemudian Kasibun menyiksa Mariamin dan merasa tidak tahan hidup bersama suaminya,ia kemudian melapor pada polisi dan suaminya kalah perkara dengan membayar denda. Kasibun harus mengaku bersalah dan merelakan bercerai darinya. Mariamin merasa bersedih dan ia pulang ke Sipirok rumah ibunya. Badannya kurus dan sakit-sakitan, hingga akhirnya meninggal dunia dengan amat sengsara. Pengarang ingin menceritakan dua orang bersaudara yang menjalin hubungan cinta, namun terhalang oleh adat istiadat setempat dan berakhir sampai salah satunya telah dijemput maut. III. Keunggulan dan Kelemahan Keunggulan Dalam cerita ini menceritakan jalinan kasih yang terjadi di dalam satu lingkungan keluarga yang dikisahkan dengan berbagai rintangan seperti yang banyak terjadi di kehidupan sehari-hari . Namun cerita ini berakhir dengan akhir yang sedih. Kelemahan Bahasa yang digunakan masih kurang dapat dipahami secara langsung, namun haruslah dibaca berulang-ulang agar mengerti jalan ceritanya. Terkadang jalan ceritanya bersifat fiktif dan diceritakan terlalu mendramatisir. COVER BOOK IV. Unsur Intrinsik a. Tema Tidak selamanya kebahagiaan dapat diperoleh dengan mudah harus ada pengorbanan. b. Latar Sipirok, Deli, dan Medan. c. Plot / Alur Alur Maju. d. Sudut Pandang Orang ketiga tunggal. e. Penokohan dan Perwatakan 1. Mariamin Seorang yang penurut, ramah, taat pada orang tuanya . 2. Aminuddin Orang yang baik, perhatian, dan baik budi pekertinya. 3. Ibu Mariamin,Nuria Perhatian baik terhadap anaknya sendiri maupun terhadap kemenakannya, baik,dan ramah. 4. Tohir Sultan Baringin Ayah Mariamin, ia suka berjudi, pemarah, mau menang sendiri, dan suka berbicara kasar. 5. Baginda Diatas Ayah Aminuddin, ia seorang bangsawan kaya, disegani oleh bawahan karena sifatnya yang mulia. f. Bahasa Bahasa Melayu. g. Amanat Untuk memperoleh segala yang kita inginkan terutama kebahagiaan kita harus bersabar. Sejakterbitnya novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar pada tahun 1921, maka mulailah masa baru kesusastraan Indonesia (Soemardjo : 1982). Kesusastraan yang muncul pada tahun 1921 ini kemudian disebut sebagai Kesusastraan Indonesia Modern. Tradisi bersastra lama pun mulai ditinggalkan. Bentuknya bukan lagi pantun, hikayat maupun syair, namun mc4SNz.