Saudaraku, menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim,” ujar Penyuluh Kecamatan Kemayoran ini. Setiap muslim diperintahkan untuk menjadikan dirinya bermanfaat bagi mahluk yang lain. Manfaat itu kelak akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri seperti firman Allah SWT dalam Qs. maulananazih maulananazih B. Arab Sekolah Menengah Pertama terjawab 21. Manfaat bagi seseorang yang beramal secara ikhlas adalah,kecuali ..a. memperoleh kepuasan batinb. mendapat pujian dari orang lainc. dapat menjaga kerutinan dalamberbuat baikd. mendapatkan Ridho dari AllahSwt​ Iklan Iklan devian49 devian49 Jawabankecuali B. mendapat pujian dari orang lain إن صلاتي ونسكي ومحياي وماني لله ,14 رب العلمين gah follow ak lah Iklan Iklan andhini875 andhini875 Jawaban kepuasan batinPenjelasanmaaf kalo salah Iklan Iklan Pertanyaan baru di B. Arab 2. Tentukan hukum bacaan berikut! من حيث كرام بررة عن صلاتهم ولم يكن له​ pelaksanaan salat jamak yang tidak sah adalaha. sholat zhuhur dan ashar dikerjakan pada waktu zhuhurb. sholat magrib dan isya dikerjakan pada waktu is … yac. sholat ashar dan magrib dikerjakan pada waktu magribd. sholat magrib dan isya dikerjakan pada waktu isya​ 2. Tentukan hukum bacaan berikut! من حيث كرام بررة عن صلاتهم ولم يكن له​ tulislah kalimat dalam bahasa arab menggunakan kata Batuk flu sakit kepala ​ 6. Mad yang terdapat pada bacaan الصاخة adalah​ Sebelumnya Berikutnya Iklan Secarabahasa, kata ikhlas artinya murni, tidak bercampur dengan yang lainnya. Bisa disimpulkan bahwa ikhlas adalah memurnikan sesuatu. Secara terminologi, ikhlas ialah mengerjakan amal perbuatan lillahi ta’ala, semata-mata karena Allah SWT, dan bukan karena faktor lainnya. Dikutip dari rumaysho.com, Abul Qosim Al-Qusyairi mengatakan bahwa Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin pemimpin kaum beriman Abu Hafsh Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوي . فمن كانت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلي ما هاجر إليه“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya hanya mendapatkan apa yang dia inginkan.” HR. Bukhari [Kitab Bad’i al-Wahyi, hadits no. 1, Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689] dan Muslim [Kitab al-Imarah, hadits no. 1907] Faedah HaditsHadits yang mulia ini menunjukkan bahwa niat merupakan timbangan penentu kesahihan amal. Apabila niatnya baik, maka amal menjadi baik. Apabila niatnya jelek, amalnya pun menjadi jelek Syarh Arba’in li an-Nawawi, sebagaimana tercantum dalam ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 26.Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengatakan, “Bukhari mengawali kitab Sahihnya [Sahih Bukhari] dengan hadits ini dan dia menempatkannya laiknya sebuah khutbah [pembuka] untuk kitab itu. Dengan hal itu seolah-olah dia ingin menyatakan bahwa segala amal yang dilakukan tidak ikhlas karena ingin mencari wajah Allah maka amal itu akan sia-sia, tidak ada hasilnya baik di dunia maupun di akhirat.” Jami’ al-Ulum, hal. 13Ibnu as-Sam’ani rahimahullah mengatakan, “Hadits tersebut memberikan faedah bahwa amal-amal non ibadat tidak akan bisa membuahkan pahala kecuali apabila pelakunya meniatkan hal itu dalam rangka mendekatkan diri [kepada Allah]. Seperti contohnya; makan -bisa mendatangkan pahala- apabila diniatkan untuk memperkuat tubuh dalam melaksanakan ketaatan.” Sebagaimana dinukil oleh al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam Fath al-Bari [1/17]. Lihat penjelasan serupa dalam al-Wajiz fi Idhah Qawa’id al-Fiqh al-Kulliyah, hal. 129, ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 39-40Ibnu Hajar rahimahullah menerangkan, hadits ini juga merupakan dalil yang menunjukkan tidak bolehnya melakukan suatu amalan sebelum mengetahui hukumnya. Sebab di dalamnya ditegaskan bahwa amalan tidak akan dinilai jika tidak disertai niat [yang benar]. Sementara niat [yang benar] untuk melakukan sesuatu tidak akan benar kecuali setelah mengetahui hukumnya Fath al-Bari [1/22].Macam-Macam NiatIstilah niat meliputi dua hal; menyengaja melakukan suatu amalan [niyat al-amal] dan memaksudkan amal itu untuk tujuan tertentu [niyat al-ma’mul lahu].Yang dimaksud niyatu al-amal adalah hendaknya ketika melakukan suatu amal, seseorang menentukan niatnya terlebih dulu untuk membedakan antara satu jenis perbuatan dengan perbuatan yang lain. Misalnya mandi, harus dipertegas di dalam hatinya apakah niatnya untuk mandi biasa ataukah mandi besar. Dengan niat semacam ini akan terbedakan antara perbuatan ibadat dan non-ibadat/adat. Demikian juga, akan terbedakan antara jenis ibadah yang satu dengan jenis ibadah lainnya. Misalnya, ketika mengerjakan shalat [2 raka’at] harus dibedakan di dalam hati antara shalat wajib dengan yang sunnah. Inilah makna niat yang sering disebut dalam kitab-kitab niyat al-ma’mul lahu maksudnya adalah hendaknya ketika beramal tidak memiliki tujuan lain kecuali dalam rangka mencari keridhaan Allah, mengharap pahala, dan terdorong oleh kekhawatiran akan hukuman-Nya. Dengan kata lain, amal itu harus ikhlas. Inilah maksud kata niat yang sering disebut dalam kitab aqidah atau penyucian jiwa yang ditulis oleh banyak ulama salaf dan disabdakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Di dalam al-Qur’an, niat semacam ini diungkapkan dengan kata-kata iradah menghendaki atau ibtigha’ mencari. Diringkas dari keterangan Syaikh as-Sa’di dalam Bahjat al-Qulub al-Abrar, sebagaimana tercantum dalam ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 36-37 dengan sedikit penambahan dari Jami’ al-Ulum oleh Ibnu Rajab hal. 16-17Pentingnya IkhlasAllah ta’ala berfirman yang artinya, “Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan dalam rangka menguji kalian; siapakah di antara kalian orang yang terbaik amalnya.” QS. al-Mulk 2al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah menafsirkan makna yang terbaik amalnya’ yaitu yang paling ikhlas dan paling benar’. Apabila amal itu ikhlas namun tidak benar, maka tidak akan diterima. Begitu pula apabila benar tapi tidak ikhlas, maka juga tidak diterima. Ikhlas yaitu apabila dikerjakan karena Allah. Benar yaitu apabila di atas sunnah/tuntunan Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyat al-Auliya’ [8/95] sebagaimana dinukil dalam Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 50. Lihat pula Jami’ al-Ulum wa al-Hikam, hal. 19Pada suatu saat sampai berita kepada Abu Bakar tentang pujian orang-orang terhadap dirinya. Maka beliau pun berdoa kepada Allah, “Ya Allah. Engkau lah yang lebih mengetahui diriku daripada aku sendiri. Dan aku lebih mengetahui diriku daripada mereka. Oleh sebab itu ya Allah, jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka kira. Dan janganlah Kau siksa aku karena akibat ucapan mereka. Dan ampunilah aku dengan kasih sayang-Mu atas segala sesuatu yang tidak mereka ketahui.” Kitab Az Zuhd Nu’aim bin Hamad, dinukil dari Ma’alim fi Thariq Thalabil Ilmi, hal. 119Mutharrif bin Abdullah rahimahullah mengatakan, “Baiknya hati dengan baiknya amalan, sedangkan baiknya amalan dengan baiknya niat.” Sebagaimana dinukil oleh Ibnu Rajab dalam Jami’ al-Ulum wa al-Hikam, hal. 19. Ibnu al-Mubarak rahimahullah mengatakan, “Betapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak pula amal besar menjadi kecil gara-gara niat.” Sebagaimana dinukil oleh Ibnu Rajab dalam Jami’ al-Ulum wa al-Hikam, hal. 19Seorang ulama yang mulia dan sangat wara’ berhati-hati Sufyan Ats Tsauri rahimahullah berkata, “Tidaklah aku menyembuhkan sesuatu yang lebih sulit daripada niatku.” Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim, dinukil dari Ma’alim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 19Pada suatu ketika sampai berita kepada Imam Ahmad bahwa orang-orang mendoakan kebaikan untuknya, maka beliau berkata, “Semoga saja, ini bukanlah bentuk istidraj yang membuatku lupa diri.” Siyar A’lamin Nubala’, dinukil dari Ma’alim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 22Begitu pula ketika salah seorang muridnya mengabarkan pujian orang-orang kepada beliau, maka Imam Ahmad mengatakan kepada si murid, “Wahai Abu Bakar. Apabila seseorang telah mengenali hakikat dirinya sendiri maka ucapan orang tidak akan berguna baginya.” Siyar A’lamin Nubala’, dinukil dari Ma’alim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 22Ad Daruquthni rahimahullah mengatakan, “Pada awalnya kami menuntut ilmu bukan semata-mata karena Allah, akan tetapi ternyata ilmu enggan sehingga menyeret kami untuk ikhlas dalam belajar karena Allah.” Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim, dinukil dari Ma’alim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 20Asy Syathibi rahimahullah mengatakan, “Penyakit hati yang paling terakhir menghinggapi hati orang-orang salih adalah suka mendapat kekuasaan dan gemar menonjolkan diri.” Al I’tisham, dinukil dari Ma’alim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 20Di dalam biografi Ayyub As Sikhtiyani disebutkan oleh Syu’bah bahwa Ayyub mengatakan, “Aku sering disebut orang, namun aku tidak senang disebut-sebut.” Siyar A’lamin Nubala’, dinukil dari Ma’alim fii Thariq Thalabil Ilmi, hal. 22Seorang ulama mengatakan, “Orang yang benar-benar berakal adalah yang mengenali hakikat dirinya sendiri serta tidak terpedaya oleh pujian orang-orang yang tidak mengerti hakikat dirinya” Dzail Thabaqat Hanabilah, dinukil dari Ma’alim fi Thariq Thalabil Ilmi, hal. 118Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Tahun ibarat sebatang pohon sedangkan bulan-bulan adalah cabang-cabangnya, jam-jam adalah daun-daunnya dan hembusan nafas adalah buah-buahannya. Barang siapa yang pohonnya tumbuh di atas kemaksiatan maka buah yang dihasilkannya adalah hanzhal buah yang pahit dan tidak enak dipandang, pent sedangkan masa untuk memanen itu semua adalah ketika datangnya Yaumul Ma’aad kari kiamat. Ketika dipanen barulah akan tampak dengan jelas buah yang manis dengan buah yang pahit. Ikhlas dan tauhid adalah sebatang pohon’ di dalam hati yang cabang-cabangnya adalah amal-amal sedangkan buah-buahannya adalah baiknya kehidupan dunia dan surga yang penuh dengan kenikmatan di akherat. Sebagaimana buah-buahan di surga tidak akan akan habis dan tidak terlarang untuk dipetik maka buah dari tauhid dan keikhlasan di dunia pun seperti itu. Adapun syirik, kedustaan, dan riya’ adalah pohon yang tertanam di dalam hati yang buahnya di dunia adalah berupa rasa takut, kesedihan, gundah gulana, rasa sempit di dalam dada, dan gelapnya hati, dan buahnya di akherat nanti adalah berupa buah Zaqqum dan siksaan yang terus menerus. Allah telah menceritakan kedua macam pohon ini di dalam surat Ibrahim.” Al Fawa’id, hal. 158.Syaikh Prof. Dr. Ibrahim ar-Ruhaili hafizhahullah mengatakan, “Ikhlas dalam beramal karena Allah ta’ala merupakan rukun paling mendasar bagi setiap amal salih. Ia merupakan pondasi yang melandasi keabsahan dan diterimanya amal di sisi Allah ta’ala, sebagaimana halnya mutaba’ah mengikuti tuntunan dalam melakukan amal merupakan rukun kedua untuk semua amal salih yang diterima di sisi Allah.” Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 49***Penulis Ari Wahyudi Artikel IslamKaffah 26/11/2019 Hikmah. Dunia ini sebagai tempat ujian sarana ajang pencarian hamba hamba pilihan yang akan menjadi pemenang Di sana juga akan diperlihatkan orang yang kalah dalam perlombaan bahkan menjadi orang yang celaka Imam Qusyairi di dalam kitab ar Risalah al Qusyairiyah menjelaskan bahwa ada sebuah kisah seorang ulama yang
Dki jakarta Ikhlas menjadi salah satu syarat penting dalam beramal dan beribadah sehingga seorang muslim harus senantiasa menjaganya. Dalam Islam, syarat diterimanya amalan ibadah adalah ikhlas dan mengikuti sunah atau tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Tanpa salah satunya, amalan menjadi tidak sempurna. Ikhlas menunjukkan jika amalan dilakukan semata-mata hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Pengertian ikhlas adalah suatu sikap yang terlihat mudah diucapkan, namun banyak orang yang kesulitan menerapkannya dalam kehidupan. Hal ini berkaitan dengan setiap manusia yang memiliki penyakit hati yang menyulitkan untuk bersikap ikhlas. Namun, bagi orang yang bertakwa ikhlas tidak akan sulit diterapkan. Berikut ini penjelasan secara detail mengenai pengertian ikhlas, cara penerapan dan tingkatannya yang dirangkum oleh dari berbagai sumber, Minggu viii/iv/2021. Mengenal Pengertian Ikhlas Ilustrasi Ikhlas Credit Secara bahasa, pengertian ikhlas artinya membersihkan bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun immateri. Adapun secara istilah, pengertian ikhlas adalah membersihkan hati supaya menuju kepada Allah semata, dengan kata lain dalam beribadah hati tidak boleh menuju kepada selain Allah. Sementara itu, pengertian ikhlas menurut Ali Al Daqoq adalah menutupi segala sesuatu dari pandangan makhluk seorang Mukhlis yaitu orang yang ikhlas tidak memiliki sifat riya. Beda halnya dengan Fudhail Bin Iyadh, pengertian ikhlas adalah beramal hanya semata-mata karena Allah jika seseorang meninggalkan beramal kepada manusia disebut riya, sedangkan orang yang beramal karena manusia adalah syirik sedangkan posisi Ikhlas adalah di antara keduanya. Jadi, ikhlas adalah suatu sikap yang menjadikan niat hanya untuk Allah SWT dalam melakukan amalan ketaatan. Jadi, amalan ketaatan tersebut dilakukan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah SWT bukan kepada pujian dari manusia. Contoh dari perwujudan sikap ikhlas lainnya adalah ketika memberi sedekah atau berkorban demi kepentingan orang lain, maka Anda dianjurkan melakukannya dengan rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah SWT. Tingkatan Ikhlas Ilustrasi Ikhlas Credit Setelah memahami pengertian iklhas, penting juga bagi umat Islam untuk mengetahui tingkatan-tingkatannya. Para ulama telah membagi ikhlas dalam tiga tingkatan, berikut penjelasannya secara detail. 1. Tingkat ikhlas yang tertinggi adalah Ikhlas Akhwas Al-Khawas Ikhlas Akhwas Al-Khawas yaitu saat seseorang mampu membersihkan perbuatan atau amalannya dari perhatian manusia lain. Dia beramal seakan tidak ada yang diinginkan dari ibadahnya selain menjalankan perintah Allah dan melakukan hak penghambaan. Dia melakukan itu semua tidak didasari mencari perhatian manusia baik berwujud kecintaan, pujian, harta dan sebagainya. two. Tingkatan kedua adalah Ikhlas Khawas Ikhlas Khawas adalah orang yang melakukan perbuatan karena Allah agar diberi bagian-bagian di kehidupan akhiratnya. Contohnya adalah meminta dijauhkan dari siksa api neraka dan termasuk sebagai penghuni di dalam surga dengan menikmati berbagai macam kelezatannya. Ada pamrih, namun pamrihnya untuk kehidupan setelah kematian. 3. Tingkatan ketiga adalah Ikhlas Awam Ikhlas Awam yaitu orang yang melakukan perbuatan atau amalan karena Allah agar diberi bagian duniawi. Misalnya orang beribadah untuk mencari kelapangan rizki dan terhindar dari hal-hal yang menyakitkan. Penerapan Ilmu Ikhlas dalam Beribadah Ilustrasi Ikhlas Credit i. Ilmu Ikhlas dalam Syahadat Nabi Muhammad SAW bersabda “Tidaklah ada satu jiwa pun yang meninggal dalam keadaan bersyahadat Laa Ilaaha Illallah dan aku adalah Rasulullah yang itu semua kembali kepada hati seorang mukmin ikhlas dari lubuk hatinya, kecuali Allah akan beri ampunan kepadanya.” 60 minutes. Ahmad, Ibnu Majah, lihat Ash Shahihah, no. 2278 two. Ilmu Ikhlas dalam Salat Sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW “Tidaklah ada seorang muslim yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian menegakkan shalat dua rakaat dengan menghadirkan hati dan wajahnya ikhlas, kecuali wajib bagi dia untuk masuk Al Jannah.” Hr. Muslim 3. Ilmu Ikhlas dalam Berzakat Zakat akan mengajari bagaimana kamu harus dilandasi dengan rasa ikhlas sebelum menunaikan zakat. Di antara konsekuensi kejujuran seseorang adalah hendaknya dia benar-benar ikhlas karena Allah SWT dalam amalannya tersebut. 4. Ilmu Ikhlas dalam Puasa Ramadan Ketika menjalani puasa Ramadan, tentunya kamu akan belajar bagaimana menahan haus dan lapar sepanjang hari. Ilmu ikhlas adalah dasar penting untuk dalam menjalankan ibadah puasa. Nabi Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan dilandasi keimanan dan semata-mata ikhlas mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” 60 minutes. Al Bukhari, Muslim 5. Ilmu Ikhlas dalam Ibadah Haji Haji merupakan sebuah amalan mulia jika kita telah mampu dan dapat menjalankannya. Nabi Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji semata-mata ikhlas karena Allah, dan dia tidak melakukan perbuatan kotor dan dosa dalam hajinya tersebut, maka dia kembali dalam keadaan seperti pada hari dia dilahirkan oleh ibunya suci dan bersih dari dosa.” HR. Al Bukhari, Muslim Penerapan Ikhlas dalam Kehidupan Ilustrasi Ikhlas Credit Setelah memahami pengertian ikhlas menerapkan sikap ikhlas dalam kehidupan tentunya bukanlah hal yang mustahil, walaupun sulit untuk dilakukan. Tentunya kesulitan tersebut akan membuahkan hasil yang sangat besar, yaitu Anda akan mendapatkan ketenangan jiwa dalam menjalani hidup. Anda bisa menerapkan sikap ikhlas dalam kehidupan dengan melakukan beberapa hal berikut Menguatkan niat dalam hati untuk belajar ikhlas. Hal ini nantinya akan membuat Anda lebih mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan. Dengan niat yang kuat, Anda akan sulit digoyahkan dengan berbagai godaan. Selalu berpikir positif dan hindari suuzon. Anda harus menghindari prasangka atas segala sesuatu yang terjadi pada diri Anda, karena semuanya terjadi atas izin Allah SWT, dan pastinya ada hikmah di setiap kejadian tersebut. Bergaul dengan orang-orang yang bertakwa. Pengaruh lingkungan dan pertemanan memiliki peran besar agar Anda dapat berlaku ikhlas dalam keseharian. Menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran. Anda harus berhenti untuk menyalahkan keadaan tetapi menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik. Ambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa Anda karena akan selalu ada kebaikan didalamnya.
HarianSumsel-04/ 12 /2021-Orang yang gemar beramal saleh disebut sebagai orang yang saleh. Secara etimologis, kata saleh berasal dari Bahasa Arab shāliḥ yang berarti terhindar dari kerusakan atau keburukan.Amal saleh berarti amal atau perbuatan yang tidak merusak atau mengandung unsur kerusakan.Maka orang saleh berarti orang yang terhindar
- Amalan sebaik apa pun jika tidak diiringi dengan keikhlasan, maka tak akan ada nilainya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’alaa. Perintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya terdapat dalam QS Al-Bayyinah ayat 5. “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus benar,” QS. Al-Bayyinah 5. Setiap muslim tentunya tidak ingin jika amal ibadah yang telah dilaksanakan justru tidak diterima oleh Allah. Hanya saja jika amal ibadah yang dilakukan karena mengharap manfaat duniawi atau dikerjakan tidak sesuai dengan petunjuk Rasululah SAW, maka tidak akan diterima dan menjadi sia-sia. Daftar Dalil Tentang Perintah Ikhlas Beramal Disebutkan dalam kitab At-Ta’rîfât karya Ali Al-Jurjani, seperti dikutip dari laman NU Online ikhlas adalah engkau tidak mencari orang yang menyaksikan amalmu selain Allah. Ikhlas juga diartikan membersihkan amal dari berbagai kotoran Ali Al-Jurjani, At-Ta’rîfât, [Beirut Darul Kutub Al-Ilmiyah 1983], hal. 14. Dilansir dari laman Suara Muhammadiyah, para ulama pun sepakat bahwa secara umum ibadah akan diterima oleh Allah Ta’ala apabila memenuhi 2 syarat mutlak yaitu ikhlas dan mutaba’ah ar-Rasul mengikuti petunjuk Rasululullah SAW. Jika dua syarat tidak dipenuhi, maka ibadahnya ditolak. Berikut ini merupakan berbagai dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah berkaitan dengan amal ibadah dan perintah ikhlas dalam beramal 1. QS. Al-Kahfi 110 ۚ فَمَنۡ كَانَ يَرۡجُوۡالِقَآءَ رَبِّهٖ فَلۡيَـعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًـاوَّلَايُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا..... ....faman kaana yarjuu liqooa'a Rabbihii falya'mal 'amalan saalihanw wa laa yushrik bi'ibaadati Rabbihiii ahadaa “....Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan dengan sesuatupun dalam beribadah kepada Tuhan-Nya,” Al-Kahfi 110. 2. QS. Al-Hajj 37هَ لُحُـوۡمُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلٰـكِنۡ يَّنَالُهُ التَّقۡوٰى مِنۡكُمۡ‌ؕ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمۡ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ‌ؕ وَبَشِّرِ الۡمُحۡسِنِيۡنَLany yanaalal laaha luhuu muhaa wa laa dimaaa'uhaa wa laakiny yanaaluhut taqwaa minkum; kazaalika sakhkharhaa lakum litukabbirul laaha 'alaa ma hadaakum; wa bashshirul muhsiniinArtinya "Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS. Al-Hajj 37. 3. HR. Bukhari dan MuslimRasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu diterima dengan niat ikhlas. Dan seseorang itu akan diberi balasan sesuai dengan niatnya.” HR. Bukhari dan Muslim.4. HR. MuslimRasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuhmu dan tidak pula kepada rupa kamu, akan tetapi Allah melihat kepada hati kamu,” HR. Muslim.5. QS. Al-A'raf Ayat 29قُلۡ اَمَرَ رَبِّىۡ بِالۡقِسۡطِ‌ وَاَقِيۡمُوۡا وُجُوۡهَكُمۡ عِنۡدَ كُلِّ مَسۡجِدٍ وَّادۡعُوۡهُ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ ؕ كَمَا بَدَاَكُمۡ تَعُوۡدُوۡنَؕQul amara Rabbii bilqisti wa aqiimuu wujuuhakum 'inda kulli masjidin wad'uuhu mukhlisiina lahud diin; kamaa bada akum ta'uuduun"Katakanlah 'Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan'. Dan katakanlah 'Luruskanlah muka dirimu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya'," QS. Al-A'raf 29. 6. QS. Ghafir 65هُوَ الۡحَىُّ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَادۡعُوۡهُ مُخۡلِصِيۡنَ لَهُ الدِّيۡنَؕ اَلۡحَمۡدُ لِلّٰهِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَHuwal Hayyu laaa ilaaha illaa Huwa fad'uuhu mukh lisiina lahudiin; alhamdu lillaahi Rabbil 'aalamiinArtinya "Dialah yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia; maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam." QS. Ghafir 65.Dalil di atas menunjukkan betapa pentingnya ikhlas dalam beramal sehingga setiap muslim harus melandasi amal ibadahnya dengan rasa ikhlas murni menghamba pada Allah. Dikutip dari laman NU Online, Prof. Dr. M. Qurais Shihab sering menyampaikan perumpamaan mengenai ikhlas dengan sebuah gelas yang penuh air putih. Tidak ada sedikit pun yang ada dalam gelas itu selain murni air putih belaka, tanpa tercampuri apa pun. Menurut Prof. DR. Qurais Shihab, itulah gambaran ikhlas, yakni seseorang melakukan satu amalan hanya karena Allah semata, tak ada satu pun motivasi lain yang mencampurinya. Semua murni karena menghamba kepada Allah juga Ayat Al-Quran Tentang Kesabaran dan Ikhlas Makna dan Manfaat Beramal Saleh dalam Islam Secara Duniawi-Ukhrawi Teks Khutbah Jumat Singkat Ridha dan Ikhlas dengan Ketentuan Allah - Pendidikan Kontributor Nurul AzizahPenulis Nurul AzizahEditor Dhita Koesno TranslatePDF. 1 KUMPULAN CERAMAH RAMADHAN SINGKAT DAN PRAKTIS Hatta Syamsuddin, Lc +6281329078646 Wakaf untuk dakwah di jalan Allah Tidak diperjualbelikan – dilarang mengcopy untuk kepentingan komersial Semoga bermanfaat bagi umat f 2 Materi 1 : Gembira Menyambut Ramadhan
Fatwa Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahuPertanyaanBagaimana seseorang mengikhlaskan niatnya dalam beramal saleh?JawabanNiat yang ikhlas dalam beramal saleh, yaitu seorang seorang hamba meniadakan tujuan-tujuan lain selain mengharap rida Allah Ta’ala saat beramal. Tidaklah seseorang melakukan suatu ibadah, kecuali dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala, mengharap pahala dari-Nya, serta mencari wajah Allah Azza wa Jalla. Hendaknya seseorang saat melakukan suatu ibadah melupakan perkara-perkara terkait dunia, tidak memperhatikan penilaian makhluk yang lain, baik mereka melihat atau tidak melihat, mendengar ataupun tidak saat kita beramal-pent, juga tidak memperdulikan pujian atau celaan dari juga menjadi penyebab seseorang untuk bisa ikhlas yaitu dengan menghadirkan perasaan bahwa ibadah yang sedang dilakukan merupakan perintah Allah Azza wa Jalla, serta menghadirkan ittiba’ yaitu melakukan ibadah sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah ﷺ-pent. Semisal ketika seseorang hendak berwudu saat akan salat, maka kita katakan agar seseorang tersebut menghadirkan perasaan bahwa wudu yang dia kerjakan dalam rangka menaati perintah Allah Azza wa Jalla, sebagaimana firman-Nya,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” QS. Al Maidah6Sehingga, saat seseorang tersebut berwudu, seolah-olah dia mengatakan, saya mendengar dan taat, maka dia akan menemukan rasa manis, lezat, dan kecintaan dari ibadah wudu tersebut karena Allah Ta’ala yang memerintahkan hal tersebut. Juga hendaknya saat seseorang tersebut berwudu untuk menghadirkan ittiba’ ﷺ, seolah-olah Nabi ﷺ ada di depanmu dan Engkau mengikuti beliau ﷺ dalam wudu yang sedang dikerjakan. Maka, bagi orang tersebut akan terealisasi pahala dan ganjaran dari ikhlas dan ittiba’. Dan kedua hal ini ikhlas & ittiba’-pent adalah realisasi yang sesungguhnya dari kalimat syahadatain, bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan bahwasannya Muhammad ﷺ adalah utusan-NyaWallahu a’lam.
أنلا يمس القرآن إلا طاهر. “Hendaknya tidak memegang Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci.”. Ini adalah hadist yang baik yang memiliki banyak jalur penguat. Oleh karena itu, maka sudah maklum diantara ahlul ilmi untuk tidak memegang mushaf kecuali telah suci dari dua hadats, yaitu hadats kecil dan besar. Manfaat bagi seseorang yang beramal ikhlas adalah, kecuali? mendapat pahala dari Allah memperoleh kepuasan batin mendapat Ridho dari Allah dapat menjaga kerutinan dalam berbuat baik Kunci jawabannya adalah D. dapat menjaga kerutinan dalam berbuat baik. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, manfaat bagi seseorang yang beramal ikhlas adalah, kecuali dapat menjaga kerutinan dalam berbuat baik. 73PNyv.
  • n80k4c0b1m.pages.dev/470
  • n80k4c0b1m.pages.dev/83
  • n80k4c0b1m.pages.dev/170
  • n80k4c0b1m.pages.dev/33
  • n80k4c0b1m.pages.dev/137
  • n80k4c0b1m.pages.dev/137
  • n80k4c0b1m.pages.dev/553
  • n80k4c0b1m.pages.dev/450
  • manfaat bagi seseorang yang beramal secara ikhlas adalah kecuali