Ayah Ibu, Aku mecintai kalian Seperti aku mencintai Tuhan Semoga Tuhan memberikan kebaikan pada kalian Di taman yang indah nanti Bu, Makasih Bu, puisi ini untukmu Puisi ini kutulis untukmu Meski tak ada kalimat yang melebihi kasihmu Tak ada kata-kata seindah senyummu Cinta dan tulusmu sangat berarti Kau di sisiku, Memberiku kekuatan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di sebuah kota kecil yang damai, hiduplah seorang ayah bernama Ludi. Ia adalah sosok yang tegar dan penuh kasih. Ia bekerja keras sebagai tukang kayu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Meskipun hidup sederhana, Ludi selalu menyisihkan waktu dan tenaga untuk keluarganya, terutama anak perempuannya, adalah anak yang ceria dan penuh semangat. Ia sangat dekat dengan ayahnya dan mengagumi keahliannya dalam membuat perabot kayu. Mereka sering berbicara dan berbagi cerita, menciptakan ikatan batin yang kuat di antara mereka. Namun, suatu hari, nasib buruk menimpa keluarga itu. Anti jatuh sakit parah dan butuh perawatan medis yang mahal. Ludi merasa terpukul. Ia tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya pengobatan yang diperlukan. Namun, ia menjanjikan pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa putrinya tercinta. Ludi memutuskan untuk mencari pekerjaan tambahan, walaupun ia sudah sangat lelah dengan pekerjaan utamanya. Ia berkeliling kota dari pagi hingga malam, mencari pekerjaan sampingan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan medis Anti. Ia mengorbankan istirahatnya dan mengabaikan kelelahannya demi menyelamatkan nyawa malam, ketika Ludi kembali dari mencari pekerjaan tambahan, ia melihat Anti yang sedang berbaring di tempat tidur dengan wajah pucat. Ia duduk di sampingnya dan memegang tangannya erat."Anti, sayangku, Ayah akan melakukan segalanya untukmu. Ayah tidak akan pernah menyerah. Ayah akan mencari cara untuk membayar biaya pengobatanmu," ucap Ludi dengan suara lembut, namun penuh menatap ayahnya dengan mata penuh harap. "Ayah, aku tidak ingin menyusahkanmu. Aku tahu betapa kerasnya Ayah bekerja. Aku bisa bertahan," kata Anti dengan lemah. Tetapi Ludi dengan tegas menolak. "Tidak, Anti. Kamu adalah segalanya bagiku. Aku tidak akan membiarkan penyakit ini mengambilmu dariku. Aku akan melakukan apa saja, bahkan jika itu berarti mengorbankan diriku sendiri."Hari demi hari berlalu, Ludi terus mencari pekerjaan tambahan. Ia membawa beban yang berat di punggungnya, tetapi ia tidak pernah menyerah. Ia menghadapi penolakan dan kelelahan, namun kekuatan cinta dan tekadnya untuk melihat Anti sehat kembali menggerakkan langkah-langkahnya. Suatu hari, Ludi berjumpa dengan seorang pengusaha yang terkesan dengan keuletannya. Pengusaha itu menawarkan pekerjaan tetap dengan gaji yang lebih baik. Ludi tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ia tahu bahwa kesempatan ini akan membantunya membayar biaya pengobatan Anti. 1 2 3 Lihat Cerpen Selengkapnya PuisiSingkat Ibu - Rasa sayang seorang ibu JUDUL - Rasa sayang seorang ibu Ibu.. Kasihmu sepanjang masa Layaknya isi bumi ini kau adalah mentari di siang hari Kau adalah rembulan di malam hari Terimakasih atas kasih cinta dan perjuanganmu terhadapku Mengandungku Melahirkanku Menyusuiku Mendidiku Ingin mu memang sangat sederhana
Ilustrasi Puisi Terima Kasih Ayah dan Ibu. Foto Terima Kasih Ayah dan IbuIlustrasi Puisi Terima Kasih Ayah dan Ibu. Foto tidak bisa membalas pelajaran yang kalian ajarkan Ketika aku masih kecilAku tidak bisa membalas dorongan Dan kata-kata pujian yang penuh kasihSama seperti yang kalian lakukan untukuSepanjang hari-hari masa kecilkuTapi ada satu hadiah yang bisa aku berikanItu semua cinta yang kalian dapatkanKarena cinta adalah apa yang selalu kalian ajarkan Dan cinta adalah apa yang aku pelajariTerima kasih untuk selalu adadan tahu apa yang harus dilakukanTerima kasih telah mengetahui kata-kata untuk diucapkanketika aku merasa jauh melampaui biruTerima kasih sudah sabar mendengarkanuntuk semua kekhawatiran dan tekanankuTerima kasih sudah cukup peduliuntuk mengeluarkanku dari semua kekacauankuTerima kasih telah menjadi panggilan teleponatau di tikungan untuk lariTerima kasih untuk pintumu yang selalu terbukadan tahu apa yang harus dilakukanTerima kasih telah menjadi dukungan konstankuketika aku tidak berpikir bisa mengatasinyaTerima kasih telah menghidupkan semangatkudan memberi tahuku bahwa ada harapanTerima kasih telah menjadi orang tua terbaikseorang anak bisa berharap untukaku mencintaimu sepenuh hatihari ini dan selamanyaAku telah melalui begitu banyak tahapan yang berbedamengubah ide dan tujuansambil mencari kehidupan yang tepat untukkukamu selalu siap membantuku selaluItu pasti terlihat seperti aku tidak akan pernah ikuti satu jalan lurusSekarang aku tahuapa yang aku lakukan danke mana aku pergiAku hanya bisa menunjukkan kepada kalianapresiasiku yang luar biasauntuk dukunganmu dengan menjadi benaruntuk semua cita-cita dan nilai-nilaibahwa kalian mencoba mengajarikuTerima kasih selamanyauntuk berdiri di sampingkuAku mencintai dan menghargaikalian dan ibuku tersayangAku tidak pernah tahanMelihatmu sedihaku akan selalu melindungimuDari luka dan rasa sakitAku tidak akan pernah memberimuKesempatan untuk mengeluhKarena kamu telah melakukannyaHal yang sama untukkuSekarang, gilirankuUntuk membuatmu senangTerima kasihTerima kasih telah adaTerima kasih atas semua perhatianyaTerima kasih atas saran kalianTerima kasih sudah begitu baikTerima kasih atas bimbingannyaTerima kasih atas kesabaran kalianTerima kasih atas DNA-mu yang sempurnaTerima kasih telah membiarkanku tumbuh dengan carakuTerima kasih untuk semuanyaTanpa kalian berdua, aku bukan apa-apa
PuisiUntuk Ayah dan Ibu Ayah Ibu Engkau begitu baik padaku Engkau membimbing ku hingga aku sebesar ini Engkau yang mengajariku segala hal Engkau membimbing ku dengan tulus dan sabar Tapi saat aku nakal, engkau memarahiku Tapi, saat engkau memarahiku, aku tahu itu demi kebaikanku Karena engkau sayang dan cinta kepadaku Ayah Karya: Ratih Anjelia Ningrum 4. Bait Sajak untuk Ayah Ayah Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku Menuju lembah tinggi kedamaian Dekapanmu telah meredam amarahku Tak kuasa tangisku berderai Kala ku ingat kata bijakmu Kau jaga aku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu Demi aku Ibu Ayah Terima kasih kalian telah mendidik dan mengajarkanku Tidak mungkin bagiku untuk membalas jasa mu Tapi aku janji akan selalu mejadi yang terbaik Bagimu Dari sekarang sampai selamanya Ya Tuhan.. Ku bersyukur pada Mu, Engkau telah menciptakan orang tuaku Tempat utama Berbagi hati ini dikala sepi dan gundah Ku ingin membahagiakan keduanya Kasihibunda kepada anaknya itu tak terhingga. Kamu tak akan pernah bisa menggantinya dengan apa pun. Maka dari itu, doakanlah ia agar sehat selalu sehingga kamu bisa terus membahagiakannya. Jangan lupa ucapkan makasih atas jasanya selama ini. 17. Tak Pernah Lelah Tak pernah lelah untuk menyayangi. Nggak pernah mengeluh dalam mendidik. Dialah ibu. tF5zu.
  • n80k4c0b1m.pages.dev/148
  • n80k4c0b1m.pages.dev/534
  • n80k4c0b1m.pages.dev/119
  • n80k4c0b1m.pages.dev/263
  • n80k4c0b1m.pages.dev/239
  • n80k4c0b1m.pages.dev/230
  • n80k4c0b1m.pages.dev/447
  • n80k4c0b1m.pages.dev/558
  • puisi terima kasih ayah ibu